logo indomilk
Mengenal Tahap Perkembangan Anak Usia Pra-remaja
Mengenal Tahap Perkembangan Anak Usia Pra-remaja

Tak berselang lama setelah anak masuk sekolah dasar, ia akan memasuki masa pra-remaja. Bagi para orang tua, masa-masa tersebut sering menjadi periode waktu yang membingungkan karena anak mengalami banyak perubahan. Nah, apa yang harus dilakukan orang tua saat anak masuk tahap perkembangan pra-remaja? Psikolog anak, Alethea Amyra, S.Psi, M.Psi, akan membagikan tipsnya untuk Moms. Yuk, pelajari bersama!

Pada jenjang usia berapa anak bisa dikatakan memasuki masa pra-remaja?

Masa pra-remaja dimulai saat anak menginjak usia sembilan tahun dan berakhir saat anak mengalami pubertas. Jadi, kurang lebih masa pra-remaja terjadi di usia 9-12 tahun. Umumnya, masa pra-remaja terjadi saat anak duduk di sekolah dasar (SD) tingkat akhir dan berlanjut hingga ia duduk di bangku SMP awal (kelas 7).

Bagaimana idealnya tahap perkembangan anak pada usia pra-remaja?

Memasuki usia pra-remaja atau pre-teen, fisik anak akan mengalami beberapa perubahan yang signifikan. Ini karena mereka sedang memasuki tahap awal pubertas. Umumnya, anak perempuan akan masuk ke tahapan ini lebih awal dibanding anak laki-laki. Contoh yang paling mudah diamati adalah pertambahan tinggi badan yang semakin pesat.

Jika dilihat dari kognitif, pada masa pra-remaja ini, anak sudah bisa berpikir kompleks. Mereka juga mulai berpikir dengan alur yang konkret. Mereka dengan mudah mengenali bahwa sesuatu bisa terjadi karena disebabkan oleh suatu hal lainnya. Pada periode ini, anak juga cenderung memusatkan perhatian dan pemikiran pada diri sendiri (egosentrisme).

Lalu, bagaimana dengan perkembangan emosinya? Alethea menjelaskan bahwa mereka yang ada di usia pra-remaja sudah bisa merasakan dan mengenali emosi yang lebih kompleks. Mereka mulai sadar bahwa dalam satu waktu, bisa muncul beberapa emosi sekaligus.

Dari sisi orang tua, masa pra-remaja identik dengan anak yang menjadi lebih sulit diatur (rebel). Menurut Alethea, hal tersebut sebenarnya sangat wajar. Berontak adalah cara anak untuk mengekspresikan bahwa mereka independen dan sudah mampu melakukan banyak hal tanpa bantuan orang tua lagi.

Apa yang sebaiknya dilakukan orang tua untuk mendukung anak menghadapi masa pra-remaja?

Bagi orang tua, bisa dibilang masa remaja adalah periode waktu yang sering memunculkan rasa waswas. Apakah Moms juga demikian? Sebab, di usia remaja, anak menjadi lebih sulit diatur. Tak jarang, mereka juga melawan saat diberi nasihat.

Untuk menghadapi remaja memang gampang-gampang susah dan butuh kesabaran ekstra. Alethea membagikan beberapa tips untuk para orang tua dalam menghadapi masa pra-remaja anak.

- Kenali karakteristik emosi dan sosial anak

Memasuki usia pra-remaja, emosi anak menjadi lebih berkembang. Mereka sudah memahami emosi yang kompleks dan penyebabnya. Tak jarang, anak juga mampu untuk menyembunyikan emosi negatif dan meregulasi emosi. Sebab, di usia pra-remaja, bagian otak yang mengatur emosi berkembang lebih cepat dibanding bagian yang mengatur logical thinking.

- Pahami perkembangan sosial anak di masa pra-remaja

Kemampuan sosial anak juga meningkat di masa pra-remaja. Mereka lebih sering menghabiskan waktu dengan teman-teman sebayanya. Bahkan kadang anak melakukan social comparison semacam, “Kok, aku tidak secantik dia, ya?”.

Semuanya adalah hal yang wajar terjadi pada usia preteen. Untuk itu, orang tua sebaiknya menghadapi dengan tenang dan tidak mengedepankan emosi.


- Ajak anak berdiskusi

Banyak orang tua yang mengeluhkan anaknya menjadi sulit diatur dan keras kepala setelah menginjak usia pra-remaja. Anak cenderung merasa bahwa orang tua, atau bahkan orang lain di luar dirinya, tidak bisa mengerti kondisinya. Hal ini sebenarnya masih berhubungan dengan rasa independen anak yang sedang tinggi-tingginya.

Solusi dari situasi tersebut bukanlah memarahi anak. Sebaliknya, ajaklah anak untuk berdiskusi. Moms bisa mengajak anak berdiskusi empat mata saat ia tenang. Cara lainnya adalah dengan membuat kontrak agar anak tak lepas dari tanggung jawabnya. Misalnya, kontrak untuk tidak bermain smartphone lebih dari tiga jam. Saat anak berhasil memenuhi kontrak, orang tua bisa memberikan apresiasi yang sesuai.

- Perkuat komunikasi

Kunci utama dalam menghadapi masa pra-remaja adalah komunikasi yang kuat antara orang tua dengan anak. Karenanya, usahakan untuk masuk ke dunia anak, Moms. Selami hal-hal yang disukainya, entah itu film favorit, artis kesukaan, hingga hobinya. Tunjukkan ketertarikan pada hal-hal kesukaan anak. Cara ini akan mendorong anak untuk lebih terbuka pada orang tua karena mereka merasa diperhatikan.


Salah satu bentuk dukungan terhadap anak dalam menghadapi masa pra-remaja adalah dengan terus mencukupi kebutuhan nutrisinya. Dengan begitu, anak bisa tumbuh dan menggali potensinya secara maksimal. Moms bisa memberikan Indomilk Susu Botol di samping makanan berat seperti nasi dan lauk pauk dengan porsi seimbang.

Mengandung kalsium, vitamin D, dan fosfor yang maksimal, Indomilk Susu Botol dapat bantu mengoptimalkan pengembangan keterampilan motorik anak. Tidak hanya bernutrisi baik, Indomilk Susu Botol juga hadir dalam berbagai rasa yummy yang bakal disukai anak, yaitu cokelat, stroberi, melon, dan biskuit Marie. Dengan kandungan tepat dan rasa lezat, Indomilk Susu Botol bantu penuhi pemenuhan nutrisi anak sehingga bisa bantu memaksimalkan potensi anak yang aktif!

Yuk, Moms, dukung tumbuh kembang anak dengan Indomilk Susu Botol!

Bagikan Artikel ini:
READ MORE:
Untuk Si Kecil